DIRGAHAYU INDONESIAKU
spesial buat hari kemerdekaan Tanah Air Indonesia tercintah, kali ini Aizaah mau ngebahas tentang Orang Tua.
Pernahkah temen temen berpikir kalo OrangTua kita juga menusia biasa artinya OrangTua pun bisa saja melakukan kesalahan saat mendidik anak-anaknya.
Bukan maksud untuk menyalah-nyalahkan tapi ada baiknya kita mengetahui kesalahan-kesalahan OrangTua dalam mendidik. Toh, kita juga kan calon OrangTua jadi harus tau biar ga salah jalan.
Artikel kali ini Aizaah kutip dari buku Oom dan Tante psikolog yaitu John C. Friel, Ph.D. dan Linda D.Friel, M.A.
Karena ini dikutip langsung dari bukunya jadi bahasanya agak beraat nih braay, tapi tenang sebagian udah Aizaah akan ulas balik biar ga terlalu berat.
Well, buku ini berjudul 7 Kesalahan Terbesar OrangTua Dan Cara-cara Memperbaikinya
So, Mari kita ulas isi buku ini....
7 KESALAHAN TERBESAR ORANG TUA
&
CARA-CARA MEMPERBAIKINYA
Baik, mari kita ulas...
Membesarkan anak adalah pengalaman paling membahagaikan sekaligus menakutkan yang pernah dirasakan manusia. Membesarkan anak memberikan tekanan besar pada sember daya emosional, finansial, intelektual, spiritual, dan fisik suami-istri. Tidak aneh, jiak riset tentang kebahagiaan perkawinan menunjukan bahwa suami-istri merakan kepuasaan terbesar dalam perkawinan mereka sebelum anak pertama lahit dan setelah anak terakhir meninggalkan rumah. Oleh karena itu, kami (penulis) benar-benar menghargai para orangtua yang sekarang ini sedang sibuk dengan tugas sehari-hari membimbing keturuan mereka sejak masa bayi menuju kemandrian dan kedewasaan. Kami (penulis) memulai dengan tujuan sederhana untuk berbagi tujuh hal terpenting dalam keayahbundaan yang telah kami (penulis) identifikasi selama bertahun-tahun.
jadi, inilah Tujuh Kesalahan Terbesar OrangTua
1. Memanjakan Anak
Para ibu yang melindungi anak-anak mereka dari pengalaman buruk menghasilkan anak-anak yang terus dihantui ketakutan sampai mereka dewasa.
Berikut saran yang diajukan oleh psikolog (penulis)
- Tanamkan rasa kemandirian sejak dini pada anak Anda, agar ia tidak berpangku tangan.
- Ajarilah anak Anda untuk menunggu beberapa menit, jangan selalu langsung dituruti apa yang dia mau. Ajarilah ia untuk menunggu agar ia tumbuh menjadi anak yang pengertian.
- Ketika putri Anda berurai air mata karena bertengkar dengan temennya (kejadian yang serign terjadi), dengarkan saja. Jadilah pendengar yang baik. Cukup dengan mendampinginya membari pesan bawah sadar yang sangat kuat bahwa Anda yakin dia dapat atasi kesulitan hidup.
- Jangan langsugn membantunya keluar dari masalah, agar ia tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah.
2. Mengabaikan Perkawinan Anda
OPA atau Orangtua Pengasuh Anak adalah gaya hubungan ketika pasangan, untuk berbagai alasan, tanpa sadar telah menggadaikan perkawinan untuk berfokus berlebihan pada anak-anak. Hal itu sebenarnya kurang baik karena kita mengabaikan hubungan dengan pasangan kita, kalau pasangan kita meminta cerai bagaimana dengan anak kita?
selanjutnya, duduklah dan pikirkanlah bagaimana dan kapan Anda akan meluangkan waktu untuk perkawinana Anda. Saran kami antara lain :
- Luangkan sedikit waktu setiap hari, sekalipun hanya beberapa menit, untuk benar-benar berbicara.
- Luangkan setidaknya satu malam setiap malam minggu untuk berkencan berdua.
- Setidaknya, berlibur sekali setahun tanpa mengajak anak-anak
- Cari pengasuh yang cakap dan berkualitas untuk anak-anak beragam usia.
3. Memaksakan Terlalu Banyak Kegiatan Kepada Anak
Tampaknya orangtua kelas menengah memutuskan bahwa mereka sebaiknya mati-matian bekerja dan kemudia untuk berjaga-jaga, mereka memutuskan untuk menyuruh anak-anak mereka bekerja mati-matian pula.
4. Mengabaikan Kehidupan Emosional dan Spiritual
Terlalu fokus pada pendidikan formal Anak mengakibatkan orangtua lupa akan hal spiritual yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh Anak. Dari itu ajarilah anak anda pemahamahan tentang spritual bahkan sejak dini.
5. Menjadi Sahabat Anak
"Dewasa ini, para ayah menjadi sahabat anak karena mereka tidak punya nyali untuk menjadi seorang ayah"
kutiplah dari Salvador Minuchin, ia menyatakan bahwa dalam sebuah keluarga yagn sehat, ada batasan semipermiabel antara orangtua dan anak sehingga ketika mereka saling terhubungkan dengan akrab, mereka juga saling terpisah dengan sepantasnya. dengan kata lain, dalam keluarga sehat, selalu ada seseorang yang berwenang. ketika batas melebur, hasilnya adalh kekacauan emosional.
6. Gagal Memberi Anak Pemahaman Tentang Kontrol Diri
Mengontrol diri merupakan pekerjaan yang agak sulit untuk kita tularkan pada anak. Karena sebagai orangtua pun masih susah untuk mengontrol diri. Misalnya saja saat anak rewel, kadang orangtua terpancing emosi untuk memarahinya.
namun perlu para orangtua ingat bahwa pemahaman tentang kontrol diri haruslah ditanamkan pada anak. agar anak-anak belajar untuk bersabar dengan mengontrol dirinya.
7. Mengharapkan Anak Mewujudkan Impian Anda
Anak memang menjadi harapan bagi para orangtua untuk meneruskan apa-apa yang akan ditinggalkan oleh orang tua. Namun perlu orang tua tahu bahwa anak Anda tak selamanya sama dengan Anda. kenalilah karakter anak Anda, bimbinglah ia untuk menjadi sosok yang tangguh.
yaps, itu dia artikelnya. semoga bermanfaat kawaan :D
klo kalian mau pada tau penerbit buku 7 Kesalahan Terbesar Orangtua Dan Cara-cara Memperbaikinya, kunjungi aja www.mizan.com